• Jumat, 20 September 2024 | 08:11
InfoMuslim.id

Fraksi PKS (F-PKS) DPR RI menyayangkan jika para artis dan influencer digunakan untuk tujuan membangun opini politik atas kebijakan yang dianggap kontroversi atau bermasalah oleh masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua F-PKS DPR RI, Sukamta kepada para awak media, Rabu (26/8) menanggapi pemberitaaan media tentang sejumlah artis dan influencer yang dikontrak untuk mendukung atau mempromosikan Omnibus Law RUU Cipta Kerja (Ciptaker) melalui video bertagar #IndonesiaButuhKerja pada akun Instagram mereka.

Sukamta menilai, penggunaan artis dan influencer untuk mempromosikan produk memang jadi salah satu model marketing yang sukses.

"Saya kira dengan menggunakan influencer bisa efektif untuk promosi wisata atau dalam rangka penanganan Covid-19 digunakan untuk sosialisasi disiplin protokol kesehatan. Tetapi jika hal ini digunakan untuk sebagai sarana politik untuk menggiring opini publik terhadap persoalan pemerintahan yang sedang diperdebatkan, jelas ini tidak etis. Saya harap pemerintah jangan asal gunakan influencer," kata Sukamta.

Lebih lanjut, anggota Komisi I DPR RI ini memberikan apresiasi positif kepada sejumlah artis yang telah melakukan klarifikasi, menyampaikan permohonan maaf dan juga mengembalikan uang yang mereka dapat terkait postingan #indonesiabutuhkerja.

"Mendengar mereka mengatakan tidak tahu menahu jika unggahan dengan biaya Rp 10 juta per postingan ternyata bernuansa politik, menunjukkan kegiatan ini tidak transparan, padahal menggunakan anggaran yang besar. 

Ini yang kita khawatirkan sejak awal ada penyalahgunaan anggaran miliaran yang mengalir ke perusahan buzzer bayaran atau sering disebut sebagai buzzerRp yang kadang membuat keonaran di media sosial untuk tujuan politik," paparnya.

Sukamta pun berharap, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, pemerintah lebih selektif dalam penggunaan anggaran untuk influencer.

"Fokus kita saat ini mengatasi pandemi, para artis dan influencer bisa diajak pemerintah untuk memperkuat kampanye disiplin protokol kesehatan. Saya kira ini akan lebih bermanfaat," pungkas legislator asal Dapil DI Yogyakarta itu.

Top