KETUA DEWAN PERTIMBANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA, M DIN SYAMSUDIN MENYINGGUNG PERTIMBANGAN PRESIDEN JOKOWI DALAM MENEMPATKAN POSISI MENTERI, KHUSUSNYA MENTERI AGAMA DAN MENDIKBUD.
MANTAN KETUA UMUM PUSAT MUHAMADDIYAH ITU MENGUNGKAPKAN, ADA PERSOALAN KESEJARAHAAN ATAU HISTORIS DAN KEJIWAAN ATAU PSIKOLOGIS YANG DIABAIKAN TERKAIT PENEMPATAN DUA POS KEMENTERIAN TERSEBUT.
SEBAGAIMANA DIKETAHUI, PRESIDEN JOKOWI TELAH MELANTIK JENDERAL PURNAWIRAWAN FAHRUL RAZI SEBAGAI MENTERI AGAMA DAN MELANTIK PENDIRI GOJEK, NADIEM MAKARIM SEBAGAI MENDIKBUD.
"KEMENAG ITU MEMILIKI KETERKAITAN ERAT DENGAN KOMPROMI POLITIK DI AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA, YAKNI MENGAKOMODASI ASPIRASI GOLONGAN ISLAM DAN BERPERAN SENTRAL UNTUK MEMFUNGSIKAN AGAMA SEBAGAI FAKTOR PENDORONG PEMBANGUNAN BANGSA." DIN SYAMSUDDIN, DEWAN PERTIMBANGAN MUI.
DIN JUGA MENGKRITIK LANGKAH JOKOWI YANG MEMINTA FAHRUL RAZI UNTUK FOKUS MEMBERANTAS RADIKALISME.
IA SEPAKAT UNTUK MENOLAK RADIKALISME, NAMUN IA MENILAI JOKOWI PERLU MELIHAT MAKNA RADIKALISME YANG TAK HANYA DARI MOTIF AGAMA SEMATA.
"RADIKALISME YA MEMANG HARUS KITA TOLAK, TAPI DISINI PRESIDEN DAN PEMERINTAH TIDAK BERSIKAP ADIL DAN BIJAKSANA, RADIKALISME TIDAK HANYA BERMOTIF KEAGAMAAN, TAPI JUGA BERSIFAT POLITIK DAN EKONOMI." DIN SYAMSUDDIN, DEWAN PERTIMBANGAN MUI.