JAKARTA - Jelang Pilpres 2019, buku Sanditrack diluncurkan. Buku yang ditulis oleh dr. Chairil Anwar, Sp.An, ini membahas tuntas 17 masalah bangsa dan solusi riilnya dalam perspektif milenial.
Sang penulis, dr. Chairil Anwar, Sp.An adalah dokter spesialis Anestesi, sekaligus pengusaha yang menaruh minat pada pengkajian pembangunan ekonomi ala Sandiaga Uno. Lelaki kelahiran 29 Juni 1952 di Tanah Abang, Jakarta, ini kini aktif di komunitas Gerakan Kebangkitan Betawi (Gerbang Betawi), sebuah perkumpulan kaum intelektual Betawi.
"Buku ini saya tulis sebagai apresiasi dan pengkayaan pemikiran pembangunan negeri berbasis ekonomi ala Sandi”, katanya di Hotel Sofyan Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2019).
Dikatakan lebih lanjut, buku Sanditrack diluncurkan sebagai bacaan generasi milenial untuk bisa mandiri ditengah persaingan dan tantangan hidup yang semakin keras.
Seperti data Proyeksi Penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS), mereka yang berusia 20-34 tahun dikelompokkan dalam generasi milenial. Laporan menjelaskan kelompok usia itu akan menyumbang 23,95 persen dari total populasi Indonesia pada 2018. Pada 2018, BPS memproyeksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa.
Buku ini bukan berisi tentang sepak terjang politik Sandi, melainkan sebuah sumbangsih pemikiran penulisnya sebagai anak bangsa, terkait beragam masalah yang dihadapi generasi muda. Solusi yang ditawarkan, bukan lagi menganggap milenial sebagai obyek pembangunan, tetapi sebagai subyek pembangunan. Menempatkan mereka sebagai ujung tombak penggerak ekonomi bangsa.
Sebanyak 17 masalah bangsa dibahas tuntas dalam buku ini. Dirumuskan 8 program yang bisa dijalankan dan dijelaskan 45 solusi riil atas beragam masalah bangsa itu dalam perspektif milenial.
Mengomentari isi buku, Budayawan Betawi, Syamsudin C.H Haesy menilai Sanditrack cocok jadi tumpuan harapan sekaligus mengubah mindset (pola pikir) tentang bagaimana pembangunan mesti dijalankan.
“Kita memerlukan pemimpin yang mampu membalik kemiskinan, bukan mengentaskan kemiskinan karena kalau itu yang dilakukan, sama saja dengan mengembangbiakkan kemiskinan”, tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan OK-OCE Iim Rusyamsi yang hadir dalam bedah buku memberikan sambutan positif atas penerbitan buku ini. “Saya senang buku ini bisa terbit sebagai masukan Bang Sandi, khususnya gerakan OK-OCE agar lebih maju lagi,” katanya. (destin)